Budaya Pop

pop-culturePada milenium sekarang ini, banyak sekali diperbincangkan tentang budaya pop. Kita sering disuguhi tayangan – tayangan yang konon dikatakan sebagai budaya pop. Nah maraknya budaya pop dikalangan masyarakat kita terutama remaja, kemudian memunculkan tanggapan yang berbeda. Ada yang menyukai sebagai bentuk modernisasi, namun tak sedikit yang antipati sehingga proses diskusi tentang budaya pop tak pernah usang. Nah bagaimana kita mengetahui dan memahami budaya pop? Apa sebenarnya budaya pop itu?

Budaya pop berasal dari budaya populer adalah totalitas ide, perspektif, perilaku, citra, dan fenomena lainnya yang dipilih oleh konsensus informal di dalam arus utama sebuah budaya, khususnya oleh budaya barat di awal hingga pertengahan abad ke-20 dan arus utama global yang muncul pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Dengan pengaruh besar dari media massa, kumpulan ide ini menembus kehidupan sehari-hari masyarakat.

Budaya populer dipandang sebagai sesuatu yang sepele dalam rangka mencari penerimaan konsensual melalui yang arus utama. Akibatnya, budaya populer muncul dari balik kritisisme sengit dari berbagai sumber nonarus utama (khususnya kelompok-kelompok agama dan kelompok kontra budaya) yang menganggapnya sebagai superfisial, konsumeris, sensasionalis, dan rusak. Baca pos ini lebih lanjut

Merenungi Kebangkitan nasional

20 Mei telah diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Puluhan tahun lalu tepatnya 20 Mei 1908 menjadi awal kebangkitan nasional Indonesia sebagai usaha untuk membangkitan kekuatan nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan. Kini setelah mitos yang bernama kemerdekaan telah dicapai selama 67 tahun apa lagi yang perlu dibangkitkan. Ini pertanyaan yang menarik sebagai refleksi kebangkitan nasional. Lalu bagaimana kita memaknai kebangkitan nasional itu sendiri? Ini yang perlu kita pikirkan bersama.

Kita tahu bangsa ini telah mengalami berbagai macam peristiwa yang boleh dikatakan mengancam keuntuhan nasional. Mulai dari pemberontakan PKI yang walaupun masih simpang siur, pemberontakan atas nama agama seperti NII dan RMS, ataupun gerakan kedaerahan seperti GAM dan OPM. Namun bangsa ini sampai sekarang masih utuh dan masih bernama NKRI sampai sekarang ini. Ini luar biasa dengan keanekaragama agama, suku, ras, budaya, dan berbagai potensi ancaman disintegrasi. Indonesia nyatanya masih utuh, apalagi dibandingkan dengan negara lain yang serupa dengan Indonesia. Boleh dikatakan Indonesia satu – satunya negara dengan luar biasa beragamnya yang masih utuh. Kita tahu uni sovyet sudah pecah, lalu Yugoslavia sudah hilang Baca pos ini lebih lanjut

Kemiskinan apa itu?

Kemiskian menjadi isu yang sangat penting dalam dunia moder ini. Kemiskinan sendiri mempunyai pengertian yang luas. Menurut Parsudi Suparlan dalam Mustofa (2005: 43) kemiskinan secara singkat dpat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah tersebut Nampak langsung pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan, kehidupan moran dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai orang miskin.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya.
Lebih lanjut, garis kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kemampuan masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum Baca pos ini lebih lanjut

May Day: Buruh (masih) sexy di ruang diskusi

1 Mei seluruh kaum buruh di dunia merayakan apa yang disebut dengan May Day atau hari buruh Internasional. Hari buruh ini adalah sebuah hari libur (di beberapa negara) tahunan yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh. Dalam sejarahnya Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei. Aksi tersebut kemudian diikuti oleh buruh di berbagai Negara. Kemudian dalam Kongres Sosialis Dunia di Paris membuat resolusi bahwa tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai Negara. May day adalah sebuah gerakan yang dilakukan oleh kaum buruh (pekerja) untuk memperoleh pengaruh dan kendali ekonomi – politis hak – hak industrial yang semakin dikuasai oleh kaum kapitalis (pemilik modal).

May day (hari buruh internasional) adalah hari yang “sacral” bagi buruh, hari dimana buruh memperingati keberhasilan perjuangan kaum buruh dalam menancapkan pengaruhnya dalam dunia ekonomi maupun politik Baca pos ini lebih lanjut

Hakikat dan Makna Anarki

HARI-HARI ini saat di berbagai tempat di Tanah Air dilanda kekerasan yang brutal, banyak orang menilai situasi itu anarkis. Anarki dinilai sama dengan segala yang buruk dan jahat. Benarkah? Perlu ditelusuri hakikat anarki secara historis dan maknanya yang lugas sebagaimana dimaksudkan para konseptornya. Dalam maknanya yang lugas, anarki terbentuk dari kata Yunani anarchos/anarchia = tidak/ tanpa/ nihil pemerintahan. Tidak/ tanpa/ nihil itu netral.

Secara historis, dimulai sekitar akhir abab XVII oleh kaum buruh di berbagai negara di Eropa, paham anarkisme menyebar sampai ke Asia dan Amerika. Tokoh-tokoh anarkis awal adalah Max Stirner (1806-1856), Pierre-Joseph Proudhon (1809-1865), Mikhail Bakunin (1814-1876), dan Peter Krapotkin (1842-1921). Sejumlah penulis humanis-religius dan tokoh berbagai bidang semisal Noam Chomsky, Colin Ward, O’Hara, Murray Bookchin, Emma Goldman, Alexander Berkman, Voltairine de Cleyre, Errico Malatesta, Luigi Galleani, Camillo Berneri, Leo Tolstoy, Mahatma Gandhi, Dorothy Day, dan bahkan Saminisme, acapkali dikaitkan dengan atau paling sedikit mendapat ilham dari teori anarki Baca pos ini lebih lanjut

Sosmalik

cogito ergo sum

Jelajah Dieng

Nikmati Wisata Di Dieng

marsudiyanto.wordpress.com

Biar Gratis tapi Modis, Nggak Berbayar tapi Bersinar

Jingganya Senja

Cuma Coretan-coretan Tinta

OLIMPIADE SOSIOLOGI SMA/MA SE-INDONESIA IV TAHUN 2017

Mengembangkan Potensi Melalui Kompetisi Menuju Sosiologi Bereputasi

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.